Hasud adalah rasa atau sikap tidak senang terhadap
kehormatan (kenikmatan) yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk
menghilangkannya atau mencelakakan orang lain.
“Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yg dikaruniakan ALLAH kpd sebagian kamu
lebih byk dari sebagian lain. Krn bagi laki laki ada bagian dari apa yg mrk
usahakan, & bagi para wanitapun ada bagian dari apa yg mrk usahakan” (QS
4:32)
Rasulullah bersabda,
“Dengki
itu memakan kebaikan sebagaimn api yang membakar kayu“
Hasud itu iri terhadap orang lain, lalu
diapun berusaha menjatuhkan kehormatan dengan berbagai cara seperti mengintai
keburukannya, mempergunjingnya, menebar fitnah, sampai syirik kedukunpun
dilakukan, bahkan sampai membunuh.
Hasud adalah penyakit hati yang membuat
tubuhnya juga sakit, berasal dari cinta dunia, sombong merasa dirinya lebih
hebat & sifat munafik karena cintanya pada dunia.
Allah mengajarkan hamba-hambaNya beriman agar
terhindar dari penyakit dengki & selamat dari pendengki dalam surah Al
Falaq,
“Min
syarri haasidin idzaa hasad“
Ya ALLAH, kami mohon perlindunganMU dari sifat hasud & orang-orang yang hasud
Abul
‘Abbas Ibnu Taimiyah kembali memberikan pelajaran berharga
mengenai penyakit hasad. Iri, dengki atau hasad –istilah yang hampir sama-
berarti menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain.
Asal sekedar benci orang lain mendapatkan
nikmat itu sudah dinamakan hasad, itulah iri. Hasad seperti inilah yang
tercela.
Adapun ingin agar semisal dengan orang lain,
namun tidak menginginkan nikmat pada orang lain itu hilang, maka ini tidak
mengapa. Hasad model kedua ini disebut ghibthoh. Yang tercela adalah hasad model
pertama tadi.
Beliau, Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan
keterangan yang amat bagus. Penyakit hasad atau iri adalah penyakit yang akan
menjangkiti setiap orang. Maka tentu saja setiap orang mesti waspada.
Ibnu
Taimiyah rahimahullah berkata, Sesungguhnya hasad adalah di antara
penyakit hati. Inilah penyakit keumuman manusia. Tidak ada yang bisa lepas
darinya kecuali sedikit sekali. Oleh karena itu ada yang mengatakan,
مَا خَلَا
جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيمَ يُبْدِيهِ وَالْكَرِيمَ يُخْفِيهِ
“Setiap
jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun orang yang
berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia (hatinya)
akan menyembunyikannya.”
Ada yang bertanya pada Al Hasan Al Bashri,
“Apakah
orang beriman itu bisa hasad (iri)?”
“Tidakkah
engkau perhatikan bagaimana kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya?”,
jawab beliau.
Jadi selama hasad itu tidak ditampakkan pada
tangan dan lisan, maka itu tidak membahayakanmu. Barangsiapa yang
mendapati pada dirinya penyakit ini (yaitu hasad), maka hiasilah dirinya dengan
takwa dan sabar, serta hendaklah ia membenci sifat hasad tersebut pada dirinya.
Lihatlah bagaimana penjelasan Ibnu Taimiyah.
Intinya, inilah penyakit yang menjangkiti setiap insan. Tugas kita adalah
selalu hiasi diri dengan sabar dan takwa. Sabar akan mengatasi seseorang tidak
berkeluh kesah, tidak bertindak sewenang-wenang dengan tangan dan lisannya atau
anggota badan lainnya ketika ia iri pada yang lain. Sedangkan takwa akan
menunjukinya bagaimanakah semestinya memahami takdir dan ketentuan Allah.
Tiga istilah penyakit hati
Hasud
Adalah rasa atau sikap tidak senang terhadap
kehormatan (kenikmatan) yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk
menghilangkannya atau mencelakkannyaorang lain.
Seorang yang beriman kepada qada dan qadar
tentu tidak akan bersikap dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan
karena ia menyadari bahwa hal itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah Swt.
Setiap muslim / muslimah wajib hukumnya
menjauhi sifat hasud (dengki) karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan
perbuatan dosa. Firman Allah:
“Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikarunkan Allah kepada
sebahagiankamu lebih banyak dari sebahagian yang lain”
(Q.S. An-nisa, 4:32)
Rasulallah Saw bersabda:
“Janganlah kamu saling
mendengki, saling memutuskan hubungan, saling benci membenci, dan saling
belakang membelakangi yang tetapi jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara,
sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu.”
Adapun
kerugian atau bahaya yang ditimbulkan oleh sifat
hasud antara lain, dapat merusak Iman
yang hasud, dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala
kebaikan yang pernah dilaksanakan, dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik
bagi pendengki maupun orang yang didengki. Itulah sebabnya di dalam Alquran
surat Al-Falaq, 1, 2 dan 5, orang orang diperintah untuk mohon perlindungan
kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila mendengki (Hasud).
Dapat merusak mental (hati) pendengki itu
sendiri, sehingga kehidupan merasa gelisah dan tidak memperolah ketentraman.
Riya
Adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal
shaleh kepada orang lain bukan karena Allah, karena sesuatu selain Allah.
Sedangkan mendengarkan ucapan ibadah dan amal
saleh kepada orang lain dengan maksud kepada riya’ disebut sum’ah. Riya dan
sum’ah termasuk perilaku tercela, syirik kecil yang hukumnya haram dan harus
dijauhi oleh setiap muslim(muslimah).
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya
yang sangat aku takutkan yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi Saw
ditanya tentang apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu maka beliau menjawab;
yaitu Riya” (H.R. Ahmad)
Riya
dalam urusan keagamaan, misalkan:
Seseorang mempercayakannya kepada kebenaran
agama islam dan seluruh ajarannya, padahal hatinya sebenarnya tidak percaya. Ia
memperlihatkan kepercayaannya itu bukan karena Allah tetapi karena ingin
memperoleh pujian dan keuntungan duniawi. Ia termasuk orang.
Munafik
Seseorang melakukan salat berjamaah di mesjid
dengan maksud bukan ingin memperoleh keridaan Allah Swt, tetapi agar mendapat
penilaian dari masyarakat sebagai muslim yang taat, orang seperti itu kalau
berada sendirian biasanya tidak mau mengerjakan salat.
Riya
dalam urusan keduniaan misalnya:
Seseorang memperlihatkan kesungguhan dan
kedisiplinannya dalam bekerja kepada atasannya, dengan tidak dilandasi nilai
ikhlas kepada Allah Swt, karena ingin dinilai baik oleh atasannya, lalu
pangkatnya atau gajinya dinaikan. Orang sebenarnya ini bila pangkatnya atau
gajinya tidak naik tentu kerjanya akan bermalas-malas.
Adapun
kerugian atau bencana akibat riya antara lain:
Para pejabat yang bermental jahat, apabila
suka bersikap dan berperilaku riya’, tentu akan melakukan perbuatan yang
merugikan rakyat, seperti korupsi. Orang-orang yang riya dibidang kepercayaan
dan keimanaan, sebenarnya merupakan orang-orang munafik yang pada suatu saat akan menodai
kesucian islam dan mencelakakan kaum muslimin.
Seseorang yang beribadah dan beramal saleh
tidak berlandaskan dengan niat karena Allah Swt, tetapi tujuannya hanya untuk
kemsyuran atau keuntungan dunia, maka di alam akhirat kelak ia akan dicampakan
ke dalam neraka.
Aniaya
Adalah bersikap dan berperilaku tidak adil
aniaya atau bengis yaitu suatu tindakan yang tidak manusiawi yang bertentangan
dengan hak sesama manusia.
Firman Allah Swt,
“Barangsiapa
yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim“
Sifat
aniaya atau zalim dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
Aniaya kepada Allah SWT dengan cara tidak mau
melaksanakan perintah Allah yang wajib, dan tidak meninggalkan larangan Allah
yang haram.
Aniaya terhadap sesama manusia seperi ghibah
(mengumpat), namimah (mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan
peniksaan, dan melakukan pembunuhan.
Aniyaya terhadap binatang misalnya menjadikan
binatang sebagai sasaran latihan memanah atau menembak, menelantarkan binatang
peliharaan dan menyembelih hewan dengan senjata yang tumpul.
Aniyaya terhadap diri sendiri, misalnya:
membiarkan diri sendiri dalam keadaan bodoh dan miskin, karena malas, meminum
minuman keras, menyalah gunakan obat-obat terlarang, menyiksa diri sendiri, dan
bunuh diri.
Keburukan-keburukan
perbuatan aniyaya dapat menimpa pelaku, orang yang dianiaya dan
masyarakat. Keburukan-keburukan yang akan dialami oleh penganiaya antara
lain:
Tidak akan disenangi bahkan akan dibenci
masyarakat.
Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi
rasa takut.
Memcemarkan nama baik dirinya dan keluarganya
Keburukan-keburukan yang
akan dialami oleh orang yang dianiaya dan masyarakat antara lain:
Orang yang dianiaya akan mengalami kerugian
dan bencana sesuai dengan jenis penganiayan terhadap dirinya, misalnya:
kehilangan harta benda, menderita sakit fisik dan memtal bahkan sampai
kehilangan jwa.
Bila penganiaya itu terjadi dimana-mana maka
masyarakat tidak akan memperoleh kedamaian dan ketentraman.
Semangat dan gairah kerja masyarakat akan
menurun, karena mereka dibanyangi rasa takut terhadap perbutan-perbuatan orang
zalim.
Hasad
Dengki, kita tentu sudah sangat familiar dengan kata-kata
tersebut. Bahkan dulu mungkin sewaktu pelajaran agama SD , kita sering memilih
sifat tercela yang satu ini ketika diminta menuliskan contoh sifat tercela.
Hasad dengki sering disebut juga dengki atau
iri dan hasad. Untuk mendiagnosis gejala penyakit hasad dengki ini sebenarnya
cukup simpel, yaitu dengan cukup bertanya kepada diri kita, apakah kita
termasuk orang yang senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang?
Nah, apabila di dalam hati kita terdapat
tanda-tanda atau sifat diatas itu maka boleh jadi kita termasuk orang yang
sedang terjangkit penyakit Hasad Dengki, sebuah penyakit diantara sekian banyak
penyakit ruhani yang amat berbahaya.
Kita mesti segera mencari obatnya, sebab
kalau kita kekalkan penyakit ini di dalam hati, maka kita takut tidak selamat
di dunia terlebih di akhirat.
Tetapi sayang hingga saat ini belum ada Rumah
Sakit Spesialis Penyakit Hasad Dengki. Berarti ya kita mesti cari dokter ruhani
alias Mursyid yang dapat mengobati penyakit hati hati kita..
Hampir setiap orang menderita penyakit hasad
dengki ini, cuma bedanya banyak atau sedikit, bertindak atau tidak. Dalam
sebuah hadis disebutkan tentang enam golongan manusia yang dicampakkan ke dalam
neraka, satu diantaranya adalah orang atau ulama yang di dalam hatinya terdapat
hasad dengki.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“sesungguhnya
hasad dengki itu memakan kebaikan seperti mana api memakan kayu bakar”
Orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit
hasad dengki ini, hidupnya tidak akan pernah bahagia, jiwanya senantiasa
menderita dan tersiksa. Hatinya selalu tersiksa jika melihat orang lain lebih
dari dirinya atau mendapat nikmat serta kejayaan. Dan sebaliknya dia akan
bergembira bila orang lain susah dan gagal.
Maka dari itu, hasad dengki inilah penyakit
kronis yang merusak perpaduan dan ukhuwah. Akan timbul di dalam masyarakat
fitnah memfitnah, dendam mendendam, buruk sangka,mengumpat, mengadu domba, dan
dosa-dosa lain yang akan menghapuskan segala kebaikan.
Seseorang yang melayani sifat hasad
dengkinya, maka pada hakikatnya dia adalah orang yang paling biadab dengan
Allah, sebab secara tidak langsung dia benci kepada Allah, dia tidak redha pada
apa yang Allah telah berikan kepada orang lain serta kepada dirinya.Sekalipun
ibadahnya banyak, tahajudnya banyak dan shalatnya banyak.
Dalam sebuah kisah para Sahabat pernah
bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Wahai
Rasulullah, sesungguhnya ada seorang wanita yang berpuasa siang hari dan shalat
tahajud di malam harinya, tetapi selalu menyakiti tetangganya dengan lidahnya”
Jawab baginda Rasulullah SAW :
“Tidak
ada kebaikan lagi baginya, ia adalah ahli neraka”
Tips
yang mesti kita lakukan sebagai mujahadah terhadap hasad dengki
ialah :
Setiap kali orang yang kita dengki mendapat
kejayaan, maka kita ucapkan selamat kepadanya. Dan sebaliknya apabila dia
tertimpa kesusahan maka kita menumpang sedih juga atas apa yang menimpanya
serta menghiburnya.
Sanjung, sebut dan pujilah kebaikan serta
keistimewaan orang yang kita dengki di belakang dia, dan kalau ada keburukannya
kita rahasiakan. Doakan kebaikan untuknya.
Sering-sering bersilaturahmi serta memberi
hadiah kepada orang yang kita dengki tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar