Syirik
adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak
istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi
manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
Syirik Akbar
Syirik
ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang
bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain
Allah! Seperti memohon dan taat kepada selain Allah, bernadzar untuk selain
Allah, takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal
tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon perlindungan
kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang
sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh
Allah, seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun
dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui
perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.
Thariq
bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda
(yang terjemahannya): Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada
seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya:
Bagaimana hal itu, ya Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan
melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun
melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban.
Ketika
itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut:
Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia menjawab: Aku tidak mempunyai sesuatu
yang dapat kupersem-bahkan kepadanya. Mereka pun berkata kepadanya lagi:
Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu orang itu mempersembahkan seekor
lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan.
Maka
dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang
lain: Persembahkanlah kurban kepadanya. Dia menjawab: Aku tidak patut
mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah 'Azza wa Jalla. Kemudian
mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini masuk surga. (HR. Imam Ahmad).
Dan
termasuk penyembelihan jahiliyah yang terkenal di zaman kita sekarang ini-
adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala mereka membeli rumah atau
membangunnya, atau ketika menggali sumur mereka menyembelih di tempat tersebut
atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen) karena takut dari
gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil Hamid, hal. 158).
Macam-macam Syirik
a. Syirik dalam berdoa
Yaitu
meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):
"Dan
orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun
setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar
seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan
permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)
b. Syirik dalam sifat
Allah
Seperti
keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah
Ta'ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang
terjemahannya):
"Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya
kecuali dia sendiri." (QS. Al-An'am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27.
Pengetahuan
tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal
tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.
c. Syirik dalam Mahabbah
(kecintaan)
Mencintai
seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan
cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta'ala. Mengenai hal ini
Allah Ta'ala berfirman (yang terjemahannya):
"Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).
Mahabbah
dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur-unsur
ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak
serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini
adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak
boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu
ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam
mendurhakai Allah Ta'ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalal-kan apa yang
diharamkan Allah Ta'ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya.
Mengenai
hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) : Mereka
menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah.
(QS. At-Taubah: 31).
Taat
kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah
berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW
menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam
bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
e. Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1. Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain
Allah Subhanahu wa Ta'ala, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib
seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan bahwa mereka
dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
(yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu
kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).
2. Takut yang menyebabkan seseorang
meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan
kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik
ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda
(yang terjemahannya):
"Janganlah seseorang dari kamu
menghinakan dirinya!" Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang
menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: "Yaitu ia melihat hak
Allah yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata
kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan
begini?". Ia menjawab: "Karena takut kepada manusia!". Allah berkata:
"Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut". (HR. Ibnu Majah dari
Abu Said al Khudry, Shahih).
3. Takut secara tabiat, takut yang timbul
karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada orang
jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang janganlah
terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan untuk
menyesatkannya.
f. Syirik hulul
Percaya
bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan
Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi
yang ekstrem.
g. Syirik Tasharruf
Keyakinan
bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan
makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin
Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah
Termasuk
syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan dengan syariat
Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut atau
beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong
musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan
undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU
tersebut dan rela dengannya.
i. Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
a. Tawakkal dalam perkara yang hanya
mampu dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada
Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain
Allah, maka ia termasuk Musyrik.
b. Tawakkal dalam perkara yang mampu
dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada
Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik ashghar.
c. Tawakkal dalam arti kata mewakilkan
urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti
dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya
saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala,
meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j. Syirik niat dan
maksud
Yaitu
beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah
Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):
"Barang
siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di
dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di
akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". (QS.
Hud: 15-16).
Syirik
jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.
k. Syirik dalam Hal
Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan
Kehidupan Manusia.
Dari
Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): Allah berfirman: "Pagi ini di antara hambaku ada yang
beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami
diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku
dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena
bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada
bintang". (HR, Bukhari).
Lihat
Fathul Bary, 2/333).
Termasuk
dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti yang
banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh
bintang dan planet-planet terse-but maka dia telah musyrik. Jika ia membacanya
sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab
tidak dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal syirik. Disamping setan
terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal
syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan.
Syirik Ashghar
Yaitu
setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak
mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar yang dapat mengantarkan kepada
syirik akbar.
Macam-macam syirik
asghar:
a. Zhahir (nyata)
Berupa
ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): "Barangsiapa yang
bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat syirik". (HR.
Ahmad, Shahih).
Dan
sabda Nabi SAW yang lain (yang terjemahannya): "Janganlah kamu berkata:
Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah ,
kemudian kehendak Fulan". (HR. Ahmad, Shahih).
Berupa
amalan, seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau
penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya
sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa
benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik
akbar. Imran bin Hushain radiallahu anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat
seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya
(yang terjemahannya): "Apakah ini?". Orang itu menjawab: Penangkal
sakit. Nabi pun bersabda: "Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah
kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada
tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya". (HR. Imam Ahmad dengan
sanad yang bisa diterima).
Dan
riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu (yang
terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak
mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga Allah
tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain: Barang
siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik.(Tamimah adalah
sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir
penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya.
Wadaah adalah sejenis jimat).
b. Khafi (tersembunyi);
syirik yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
Wallahualam
Bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar