Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Aku tidak melihat seperti neraka, orang yang ingin selamat darinya malah tidur. Aku tidak melihat seperti surga, orang yang mencarinya malah tidur.”
Ibnu Abbas berkata, “Saya tidak mengambil manfaat dengan sesuatu sesudah nasihat Rasulullah seperti aku mengambil manfaat dari secarik kertas tulisan Ali bin Abu Thalib kepadaku yang isinya, ‘Seseorang berbahagia saat mendapatkan apa yang diinginkan, hendaknya kebahagiaanmu terjadi saat kamu meraih perkara akhiratmu, hendaknya kesedihanmu saat kamu gagal meraihnya, hendaknya fokus pikiranmu adalah untuk sesuatu ba’dal maut.”
Abu Sulaiman ad-Darani berkata, aku melihat di gerbang Damaskus,
وَكمْ مِنْ فَتىَ يُمْسِى وَيُصْبحُ لاهِياَ وَقدْ نُسِجَتْ أَكفَانُهُ وَهوَ لا يَدْرِي
Berapa banyak anak muda bermain-main pagi dan petang
Padahal kafannya sudah disiapkan tanpa disadarinya.
Seorang Arab pedalaman menasihati putranya,
يا بُنَيَّ مَنْ خَافَ المَوتَ باَدَرَ الفَوْتَ وَمَنْ لَمْ يَصْبِرْ عَلىَ الشَهَواتِ أَسْرَعَتْ بِهِ إِلىَ الهَلكاتِ
Anakku, barangsiapa takut mati maka dia bergegas agar tak
tertinggal, barangsiapa tidak sabar menahan hawa nafsu maka ia
membawanya kepada kebinasaan dengan cepat.
Sebuah hadits berkata, “Hiduplah sesukamu, kamu tetap akan mati, cintailah siapa yang kamu ingin, kamu tetap akan meninggalkannya dan berbuatlah sekehendakmu, kamu akan menemui balasannya.”
Al-Hasan al-Bashri berkata, “Wahai para tetua, bila tanaman sudah menua maka diapakan?” Mereka menjawab, “Dipanen.” Al-Hasan al-Bashri berkata, “Anak-anak muda, berapa banyak tanaman yang belum tua tetapi sudah diserang hama?”
Salman menulis kepada Abu ad-Darda`, “Sesungguhnya kamu tak akan meraih apa yang kamu inginkan kecuali dengan meninggalkan apa yang kamu idam-idamkan, kamu tidak mencapai apa yang kamu harapkan kecuali dengan bersabar atas apa yang kamu benci. Hendaknya ucapanmu adalah dzikir, diammu adalah berpikir dan pandanganmu adalah i’tibar.”
Sebuah hadits berkata, “Hiduplah sesukamu, kamu tetap akan mati, cintailah siapa yang kamu ingin, kamu tetap akan meninggalkannya dan berbuatlah sekehendakmu, kamu akan menemui balasannya.”
Al-Hasan al-Bashri berkata, “Wahai para tetua, bila tanaman sudah menua maka diapakan?” Mereka menjawab, “Dipanen.” Al-Hasan al-Bashri berkata, “Anak-anak muda, berapa banyak tanaman yang belum tua tetapi sudah diserang hama?”
Salman menulis kepada Abu ad-Darda`, “Sesungguhnya kamu tak akan meraih apa yang kamu inginkan kecuali dengan meninggalkan apa yang kamu idam-idamkan, kamu tidak mencapai apa yang kamu harapkan kecuali dengan bersabar atas apa yang kamu benci. Hendaknya ucapanmu adalah dzikir, diammu adalah berpikir dan pandanganmu adalah i’tibar.”
Kaab bin Zuhair berkata,
كُلُّ اِبنِ أُنْثىَ وَإنْ طالَتْ سَلامَتهُ يَوْمًا عَلىَ آلةٍ حَدْباءَ مَحمُولُ
Setiap anak manusia, selama apa pun dia hidup
Suatu hari pasti akan dipikul di atas keranda.
Adi bin Zaid berkata,
كفىَ وَاعِظاً لِلمَرْءِ أَيَّامُ دَهرِهِ تَرُوحُ لهُ باِلوَاعِظاتِ وَتَغْتدِي
Cukuplah hari-hari umur sebagai penasihat seseorang
Ia hilir mudik tiada henti membawa nasihat-nasihat.
Orang-orang Arab berkata, “Setiap yang bertambah pasti berkurang,
setiap yang tinggal pasti akan pergi, seandainya sakit mematikan manusia
maka obat menghidupkan mereka.”
Al-Mubarrid berkata,
ماَازْدادَ شَيءٌ قَط إِلاَّ لِنقْصِهِ وَماَاجْتَمعَ الإِلفانِ إِلاَّ تَفَرَّقاَ
Sesuatu tidak bertambah kecuali karena ia berkurang
Dua perkara yang serasi tidak berkumpul kecuali pasti berpisah.
Orang bijak berkata, “Hari hanya tiga, kemarin, hari ini dan esok.
Yang pertama adalah rekan yang mendidik, meninggalkan nasihat bagimu dan
menyisakan pelajaran untukmu, yang kedua adalah rekan yang berkata,
‘Selamat tinggal.’ Ia datang kepadamu dan kamu tidak datang kepadanya,
lama ia tak datang kepadamu, begitu ia datang, ia cepat pergi, maka
manfaatkanlah ia untukmu, sedangkan yang ketiga, kamu tak tahu apa yang
Allah adakan padanya, apakah kamu mendapatkannya atau tidak?”
Hadits berkata, “Bagian seseorang dari hartanya adalah apa yang dia
makan maka ia habis, apa yang dia pakai maka ia usang, apa yang dia
sedekahkan maka pahalanya tertulis, sisanya adalah untuk ahli warisnya.”
Bahjatul Majalis, al-Hafizh Ibnu Abdul Bar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar