(by : Salim A.Fillah)
Satu
saat Asy syafi’i ditanya, mengapa hukuman bagi pezina sedemikian beratnya.
Wajah asy syafi’ memerah, pipinya rona delima “karena”, jawabnya dengan mata
menyala “zina adalah dosa yang bala’ akibatnya mengenai semesta, keluarganya,
tetangganya, keturunannya hingga tikus di rumahnya dan semut di liangnya”
Ia
ditanya lagi dan mengapa tentang pelaksanaan hukuman itu, Allah
berkata,
“Dan janganlah rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk
menegakkan agama!”
Asy syafi’i terdiam ia menunduk, ia menangis setelah
sesak sesaat, ia berkata “karena zina seringkali datang dari cinta dan cinta
selalu membuat kita iba dan syaithan datang untuk membuat kita lebih mengasihi
manusia daripada mencintaiNya”
Ia ditanya lagi dan mengapa, Allah berfirman pula “Dan
hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman.” bukankah untuk pembunuh, si murtad, pencuri Allah tak pernah
mensyaratkan menjadikannya tontonan?
Janggut Asy syafi’i telah basah bahunya terguncang-guncang “agar menjadi pelajaran”
Ia terisak “agar menjadi pelajaran” ia tersedu “agar menjadi pelajaran” ia tergugu lalu ia bangkit dari duduknya matanya kembali menyala “karena ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya zina adalah hutang, sungguh hutang dan salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus membayarnya!”
Janggut Asy syafi’i telah basah bahunya terguncang-guncang “agar menjadi pelajaran”
Ia terisak “agar menjadi pelajaran” ia tersedu “agar menjadi pelajaran” ia tergugu lalu ia bangkit dari duduknya matanya kembali menyala “karena ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya zina adalah hutang, sungguh hutang dan salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus membayarnya!”
Kutulis dengan menangis, semoga menjadi pengingat yang
terwaris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar