
Allah meletakkan tugas yang begitu mulia di atas pundak seorang
wanita. Bukankah selain nabi Adam AS dan Siti Hawa, semua manusia di
dunia lahir melalui perut seorang wanita? Wanita itu punya ciri khas.
Dia memiliki rahim, tempat penyimpanan bakal manusia sebelum lahir ke
muka bumi. ‘Kemudian kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh
(rahim).’ (QS. 77 : 21).
Rahim mempunyai fungsi penting ketika seorang gadis akil baligh. Tiap bulan ia akan mengalam
peristiwa ‘pendarahan’ yang ditandai dengan rasa nyeri fisik dan
gangguan psikis (kejiwaan) juga. ‘Sesungguhnya darah haid itu darah
hitam yang terkenal. Maka apabila ada begitu, berhentilah dari shalat;
tetapi jika ada yang lain berwudhulah dan shalatlah.’ (HR. Abu Daud dan
Nasa’i).
Menstruasi pertama merupakan pintu masuk seorang gadis menuju
kedewasaan. Saat itu ia menjadi mukalaf (memikul tanggung jawab secara
syar’i menjadi wanita dewasa).
Keunikan rahim makin mempesona ketika hamil. Ia mirip dengan balon.
Jika enggak hamil ukurannya cuma sebesar buah alpukat, tapi jika hamil,
bisa menggelembung melebihi buah semangka. Serunya lagi, dalam keadaan
tidak hamil, rahim hampir tidak dapat menampung satu sendok air. Tapi
ketika hamil usia 9 bulan, daya tampung uterus mirip container ekspor.
Saat itu, rahim menyimpan 4 kilogram bayi, setengah kilogram ari-ari
dan sekitar 1,8 liter cairan amniotik. Subhanaallah pada tahap ini
seorang wanita mengalami kelemahan diatas kelemahan. (QS 31 : 14; 46 :
15).
Adapun beberapa rahasia yang perlu dimiliki wanita biar oke punya en nggak rugi dunia akhirat :
1. ‘Hai Maryam, taatlah kepada Rabb-mu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku.’ (QS. Ali Imran : 43).
Sungguh merugilah wanita yang proses menstruasi dan kehamilannya tak
mampu mengambil ibroh tentang kekuasaan Allah. Contoh kehamilan yang
membuat seorang wanita semakin dalam taqwanya kepada Sang Pencipta.
Ketika istri Imran berkata: ‘Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan
berkhidmat (di baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu
daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Ali Imran : 35).
Selain itu, ada Maryam -Ibunda nabi Isa as- yang menyisihkan diri
dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh (QS. 19 : 22). Juga Ibunda
Nabi Musa as yang hatinya menjadi kosong saking kalutnya melihat sang
bayi terombang-ambing dalam peti dibawa arus air sungai Nil (QS. 28 : 7
& 10). Adapun keadaan mandul merupakan takdir Allah sebagaimana
tercantum dalam QS Asy-Syu’ara 49-50 : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan
langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang dia kehendaki. Dia memberikan
anak-anak perempuan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan memberikan
anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau dia
menganugrahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang
Dia kehendaki) dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.’
2. ‘… memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka).’ (QS. 4 : 34).
Banyak aturan Islam atas diri seorang wanita dalam rangka memelihara
dirinya. Tunduklah dalam berbicara sehingga orang yang berpenyakit
hatinya tidak akan tergoda. Janganlah keluar rumah tanpa alasan yang
dibenarkan syar’i, janganlah berhias dan bertingkah laku seperti orang
jahiliyah (QS. 33 : 32 – 33), hendaklah menahan pandangan dan
memelihara kemaluannya (QS. 24 : 31).
3. ‘… tidak akan membunuh anaknya.’ (QS. 60 : 12).
Sebagai perempuan yang bisa hamil, sangat mudah baginya untuk
membunuh janin yang ada dalam kandungannya. Bukankah ia tahu lebih dulu
apakah dirinya hamil atau tidak? Kenyataannya di jaman sekarang,
berjuta-juta bayi dibunuh dalam proses aborsi karena si Ibu tidak
menghendaki kelahirannya. Untuk itu Allah mewanti-wanti kaum wanita
untuk menjauhi perbuatan ‘membunuh’ jabang bayi atau yang sudah menjadi
bayi.
4. ‘… tidak akan berbuat dusta yang mereka mengada-adakan antara tangan dan kaki mereka.’ (QS. 60 : 12).
Sebahagian perempuan yang bisa hamil, sangat mudah baginya untuk
berbuat dusta dalam hal zina. Bisa jadi suaminya si A, padahal bayi
yang ada dalam kandungannya adalah hasil perbuatan zinanya dengan B.
Bukankah ketika lahir nggak mudah diketahui bapak si anak yang
sesungguhnya kalau ternyata si Ibu adalah wanita murahan? Dengan
demikian hilanglah kejelasan nasab/pertalian darah seorang anak dengan
bapaknya.
Karena statusnya sebagai istri dari seorang laki-laki dan Ibu dari
anak-anak laki-laki tersebut, maka Allah memberi keistimewaan kepada
kaum perempuan.
- Nggak wajib cari nafkah (QS. 4 : 34 & 65 : 7).
- Disediakan tempat tinggal (boleh rumah kontarakan; boleh rumah sendiri).
- Dapat hadiah yang disebut mahar ketika mau dinikahi.
- Kalo dicerai dapat hadiah yang disebut mut’ah (QS. 2 : 241). Kalo dicerai pas hamil, dapat nafkah sampai melahirkan sang bayi (QS. 65 : 6).
- Nggak wajib perang, malah kaum lelaki berperang fiisabilillah untuk membela kaum wanita (QS. 4 : 75).
Jadi, enak dong jadi perempuan itu, cukup ongkang-ongkang kaki saja,
ternyata enggak juga. Kaum wanita pun dituntut untuk bahu membahu
bersama kaum lelaki menegakkan syariat Allah di muka bumi ini. Sebab,
orang yang berjihad derajatnya lebih tinggi dari orang yang hanya
duduk-duduk (QS. 4 : 95 -96).
pustaka islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar